San Diego, infobreakingnews - Kandidat
Calon Presiden asal Partai Demokrat, Hillary Clinton mengecam kebijakan luar
negeri yang diusung oleh rivalnya, Donald Trump. Clinton menilai kebijakan
tersebut sebagai ancaman dan Trump adalah sosok yang menakutkan serta
menggelikan.
Mantan ibu negara AS tersebut
mengungkapkan jika Trump terpilih, maka bukan tidak mungkin perang nuklir akan
terjadi pasalnya Trump sendiri adalah seorang yang terkenal sangat sensitif.
"Ide-ide Trump
tidak hanya berbahaya, namun juga membingungkan. Itu semua bahkan tidak
benar-benar sebuah ide, melainkan hanya omong kosong, dendam pribadi, dan
kebohongan," ujar Clinton dalam kampanyenya di San Diego seperti dikutipReuters, Jumat
(3/6/2016).
Partisipasi Trump
dalam kancah politik AS terlebih kemampuannya memperoleh banyak dukungan hingga
berhasil menumbangkan 16 pesaingnya dinilai mengejutkan bagi banyak pihak,
termasuk di dalamnya para elite Demokrat.
Meskipun begitu,
Clinton mengaku dirinya tidak gentar dalam menghadapi Trump.
Terkait dengan
kebijakan luar negeri yang diusungnya, dalam berbagai kesempatan Trump
menjelaskan jika ia terpilih menduduki kursi orang nomor satu di Negeri Paman
Sam, Ia menegaskan akan memberlakukan kembali interogasi waterboarding dan
sejumlah teknik brutal lainnya terhadap tersangka terorisme -- selama era Obama
teknik interogasi brutal telah dihentikan.
Sosok kontroversial itu juga bersumpah akan menegosiasikan kembali sejumlah kesepakatan perdagangan, menyerukan larangan umat Islam untuk masuk ke AS, dan meminta 'bayaran' dari 28 negara anggota NATO -- yang jika tidak bersedia membayar dipersilahkan 'keluar'.
Tak hanya sampai di situ, Trump bahkan berniat duduk dan bicara dengan Kim Jong-Un agar negaranya menghentikan program nuklirnya. Kesemuanya itu, dibantah Clinton. Menurutnya, ia sanggup menjaga AS lebih baik dari yang dapat dilakukan Trump, membandingkan kebijakannya dengan Trump sebagai dua visi yang sangat berbeda.
Sosok kontroversial itu juga bersumpah akan menegosiasikan kembali sejumlah kesepakatan perdagangan, menyerukan larangan umat Islam untuk masuk ke AS, dan meminta 'bayaran' dari 28 negara anggota NATO -- yang jika tidak bersedia membayar dipersilahkan 'keluar'.
Tak hanya sampai di situ, Trump bahkan berniat duduk dan bicara dengan Kim Jong-Un agar negaranya menghentikan program nuklirnya. Kesemuanya itu, dibantah Clinton. Menurutnya, ia sanggup menjaga AS lebih baik dari yang dapat dilakukan Trump, membandingkan kebijakannya dengan Trump sebagai dua visi yang sangat berbeda.
"Dia bilang dia
punya pengalaman kebijakan luar negeri karena ia menjalankan kontes Miss
Universe di Rusia. Dia akan menjalankan ekonomi AS seperti menjalankan salah
satu kasinonya," kata Hillary sementara pendukungnya menanggapi pernyataan
itu dengan tertawa.
Tidak mau
kalah, Trump juga mengkritik kebijakan luar negeri Hillary yang bertugas
selama 2009-2013 sebagai Menlu AS, termasuk serangan terhadap pos diplomatik AS
di Benghazi, Libya pada 11 September 2012 yang menewaskan Dubes AS dan tiga
orang lainnya. Ia juga mengambil contoh, dukungan Hillary terhadap perang di
Irak pada era George W. Bush. ***Novalina Kusdarman



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !