![]() |
Ketua Kerawam KWI, Mgr. Vincentius Sensi Potokota |
Jakarta, Info Breaking News - Proses pemilu serentak 2019
yang cukup panjang telah dilalui bersama oleh masyarakat Indonesia, baik
sebagai pemilih, kontestan, penyelenggara maupun pengawas. Kehidupan
berdemokrasi bangsa ini sudah semakin maju dengan ditandai tingginya
partisipasi masyarakat dalam pemilu dan proses pemungutan serta penghitungan
suara yang relatif berjalan damai.
Namun muncul keprihatinan karena sampai hari ini kehidupan masyarakat belum
kembali bersatu sebagai dampak dari pilihan politik yang berbeda-beda serta
adanya ketidakpuasan terhadap proses dan hasil rekapitulasi Pemilu. Hal ini
nampak dari berbagai aksi massa yang terjadi beberapa hari belakangan ini,
maupun adu argumen di media sosial.
Melihat situasi tersebut, pada Kamis, 23 Mei 2019 Komisi Kerasulan Awam
Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam KWI) menyatakan beberapa sikap.
Pertama, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) yang
telah menyelenggarakan dan mengawasi jalannya pesta demokrasi pada tahun ini. Kerawam KWI juga turut berduka cita dan
prihatin untuk para petugas KPPS yang meninggal dan menderita sakit. Mereka
adalah para pahlawan demokrasi yang mengabdi dengan tulus dan penuh totalitas.
Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan mereka yang sakit
segera sembuh.
Kedua, mengecam berbagai bentuk kekerasan yang mengarah pada
tindakan anarkis. Semua elemen bangsa, hendaknya tetap mengedepankan cara-cara
damai dalam menyalurkan aspirasi, mengungkapkan kekecewaan, dan menyelesaikan
berbagai perselisihan terkait dengan Pemilu.
![]() |
Sekretaris Kerawam KWI, Rm. PC Siswantoko, Pr |
“Penggunaan kekerasan tidak hanya menciderai
nilai-nilai demokrasi tetapi juga bertentangan dengan kepribadian bangsa
Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kerukunan dan persaudaraan dalam
perbedaan,” kata Sekretaris
Kerawam KWI, Rm. PC Siswantoko, Pr.
Lebih lanjut, Kerawam KWI mengajak semua pihak untuk menghormati dan mentaati konstitusi. Konstitusi sebagai payung bersama dalam hidup berbangsa telah menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan keadilan, termasuk jika terjadi ketidakpuasan dan persengketaan dalam Pemilu. Oleh karena itu, hukum sebagai panglima di negeri ini harus benar benar dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Masyarakat juga harus percaya dengan aparat penegak hukum sambil ikut mengawasinya dengan cara-cara yang beradab.
“Melalui pernyataan sikap ini diharapkan para elit politik, tokoh agama dan
masyarakat turut terlibat aktif dalam menciptakan suasana tenang dan damai
dengan memberikan pencerahan yang mendorong terwujudnya rekonsiliasi sosial dan
seruan-seruan yang menyejukkan sehingga masyarakat tetap tenang dan tidak mudah
terprovokasi oleh ajakan serta hasutan untuk melakukan kekerasan. Para tokoh
tersebut tidak hanya menjadi pemimpin tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai
moral, etika, dan jati diri bangsa,” tegas Rm. PC Siswantoko, Pr.
Terakhir, Kerawam KWI mengajak semua pihak untuk menjaga kerukunan dalam
perbedaan. “Kami mengajak semua masyarakat tetap bergandengan tangan dan
waspada terhadap kekuatan-kekuatan,orang-roang atau pihak-pihak yang dengan
sengaja ingin memanfaatkan situasi sosial-politik saat ini untuk tujuan
tertentu yang bertentangan dengan Pancasila dan demokrasi. TNI
dan Polri dengan sekuat tenaga telah menjaga masyarakat agar tetap merasa damai
dan mempertahankan keutuhan NKRI. Sudah semestinya juga, masyarakat secara
sukarela ikut menjaga lingkungan dan tempat ibadah masing-masing sehingga dapat
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas Ketua Kerawam KWI, Mgr. Vincentius Sensi Potokota. ***Vincent
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !