![]() |
Jakarta, Info Breaking News –
Tim pakar kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan
berakhir antiklimaks.
Selain gagal mengungkap siapa
pelaku sesungguhnya dibalik penyiraman tersebut, tim malah menyebut
Novel berlaku berlebihan dalam melakukan kewenangan.
Tim
pakar bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu mengembangkan teori motif (deduktif) probabilitas karena penggunaan kewenangan
itulah Novel diserang. Meski begitu, tim tak menjelaskan secara rinci apa yang
dimaksud dengan berlebihan.
“Serangan
terhadap wajah korban dimaksudkan bukan untuk membunuh tetapi membuat korban
menderita. Serangan itu untuk membalas sakit hati atau memberi pelajaran
terhadap korban. Serangan bisa dilakukan atas dasar kemampuan sendiri atau
menyuruh orang lain,” kata juru bicara tim Nur Kholis dalam rilis di Mabes
Polri, Rabu (17/7/2019).
Dari
hasil temuan secara induktif (langsung dari TKP), tim mengatakan telah menemui
sejumlah saksi, yakni EJ, IS, Mt dan Sm. Selain itu, ditemukan pula CCTV yang
merekam kejadian meski penampakan videonya sendiri tak jelas karena resolusinya
rendah dan kejadiannya masih gelap.
Rekaman tersebut bahkan telah diperiksa AFP namun hasilnya nihil.
“Tim juga tidak menemukan upaya penghapusan sidik jari
(oleh tim identifikasi Polres Metro Jakarta Utara) pada barang bukti mug kaleng
loreng warnah hijau putih yang digunakan pelaku. Kemungkinan pelaku
mengggunakan sarung tangan,” tutur Nur Kholis.
Tim juga
menguji alibi sejumlah orang yang telah ditangkap polisi dan kemudian dilepas
karena tidak cukup bukti. Mereka adalah MO, MHH, MYO, dan ML. Semua saksi bisa
menunjukan alibi tidak berada ditempat kejadian dan ini didukung bukti dan
analisis IT.
“Ada
fakta bahwa tanggal 5 April 2017 sekitar siang hari ada laki-laki yang tidak
dikenal mendatangi rumah korban dan menanyakan apakah (istri korban) menjual baju
gamis lelaki atau tidak. Juga pada 10 April 2017 ada dua orang tak dikenal yang
berada di dekat tempat wudhu. Ini harus didalami tim teknis,” imbuhnya.
Tidak
dijelaskan juga apakah kedua orang tak dikenal itu sebenarnya adalah temuan
lama dari polisi yang bahkan telah membuat dan merilis sketsa wajah keduanya.
Diketahui,
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 Maret 2017. Pelaku
saat kejadian terlihat mengendarai kendaraan bermotor sambal berboncengan
mengenakan helm full face warna hitam
dan putih. Akibatnya, kedua mata Novel pun rusak parah. Meski sempat menjalani
pengobatan di Singapura, ia harus menerima nasib bahwa matanya cacat hingga
kini. *** Emil F Simatupang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !