Rupiah Menguat ke Level Tertinggi Dipicu Sentimen Jokowi Menangi Pilpres

Jakarta, Infobreakingnews  - Rupiah menguat ke level tertinggi sejak Desember 2013 lalu, terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Penguatan dipicu pergeseran bursa domestik seiring spekulasi para investor terhadap calon presiden (capres) nomor urut dua Joko Widodo.

Para inverstor meyakini Jokowi akan memenangi pemilihan presiden (pilpres) yang akan digelar 9 Juli mendatang setelah menunjukan presentasi memukau pada debat capres akhir pekan lalu.

Menurut lembaga survey Roy Morgan, Jokowi unggul dengan perolehan 52 persen berbanding capres nomor urut satu Prabowo Subinato sebesar 48 persen. Melihat Indonesia yang dikenal sebagai negara terbesar ketiga penganut demokrasi akan melaksanakan pemilihan presiden pada 9 juli 2014.

Jokowi panggilan akrab Joko Widodo pada debat antar capres 5 Juli menanyakan gejolak kenaikan harga daging yang terus meningkat. Padahal konsumsi masyarakat terhadap daging selama Ramadan menurun. Sebelumnya mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendukung kubu Prabowo dipidana 16 tahun penjara karena menerima suap dari importir daging.

Data  Bloomberg, menuliskan rupiah naik 1,6 persen ke level Rp 11.688 per dolar AS sejak pukul 11.30 WIB. Kenaikan ini merupakan yang terbesar sejak 2 Desember 2013. Di pasar global, rupiah naik 1,1 persen ke level Rp 11.730 per dolar AS, atau 0,4 persen lebih lemah dibanding pasar lokal.

Calon wakil presiden nomor urut dua, Jusuf Kalla menegaskan di kubunya tidak ada mafia seperti yang dituduhkan kubu Prabowo. Sebelumnya Prabowo menyebutkan demokrasi Indonesia telah dirusak oleh kleptokrasi

"Semangat demokrasi telah dirusak oleh banyak hal, termasuk bisa saja dari kubu saya, ya benar, " ucap Prabowo dalam debat akhir pekan.

Pimpinan Redward Associates Peter Redward menyatakan, aset dan para pelaku pasar nasional nampaknya akan memposisikan untuk kemenangan Jokowi dalam pilpres pekan ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan sentimen positif terhadap kenaikan rupiah dari Rp 11.300 per US$ ke Rp 11.500 per US$.

Manajer Keuangan PT MNC Asset Management Akbar Syarief menyatakan, performa kedua calon presiden dalam debat terakhir mempengaruhi kepercayaan para investor. "Beberapa investor lokal mungkin yakin hasil pilpres akan sesua prediksi mereka," ucap dia.

Diketahui, selama satu bulan ini Indonesia mengalami volatilitas rupiah sebesar 11,76 persen atau naik 0,07 persen.

Kepala Peneliti PT Batavia Prosperindo Sekuritas Andy Ferdinand mengatakan berdasarkan informasi dari website Kementrian Luar Negri, pasar naik dengan spekulasi bahwa Jokowi akan memenangi pemilu di luar negeri. *** Juanda Foster